Ibu Lia
Ada yang sedang bersedih setiap kali hujan menyapa di tengah kantuk yang melanda, dengan halus angin menuntun kita dalam simulakra. Bermimpi Aku seorang lelaki biasa yang sering terbawa arus angin berhembus, meskipun begitu, aku masih tau bahwa kaki ku selalu sedang di atas tanah, dan setiap jari kakiku mencengkram kuat hingga tiap porinya menghujam dalam hingga meng-erat. Kuat masih ingatanku tentang senyuman seorang ibu dengan kedua anak perempuan lucu yang merengek minta perhatian, "ibu, anak-anaknya lucu dan cantik, siapa namanya?" aku yang duduk dengan sebatang coklat choki gemas bertanya, "Slavina mas, ini anakku yang besar, dan chaca anak ku yang kecil", "wah, mereka lucu ya..." kagum ku pada ke dua anak itu. "ibu hendak kemana?", "kami sedang menju titik itu mas, titik dimana banyak orang bilang bahwa kami akan menemukan kehidupan yang indah" Ucap ibu itu menunjuk pusat cahaya sendja. "bukankah ibu sudah memilikinya